Erik Erikson
(1902-1994) mengatakan bahwa terdapat delapan tahap perkembangan
terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap
terdiri dari tugas perkembangan yang khas dan mengedepankan individu
dengan suatu krisis yang harus dihadapi. Bagi Erikson, krisis ini
bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan
dan peningkatan potensi.
Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat
perkembangan mereka. Berikut adalah beberapa tahap krisis perkembangan
menurut Erik Erikson dalam buku Life Span Development oleh John W.
Santrok pada tahun 2002:
Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust)
Adalah suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama
kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan
sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan
pada masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat
tinggal yang baik dan menyenangkan.
Otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt)
Adalah tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru
mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada
pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas
kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan
otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan cenderung
mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.
Prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt)
Merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah.
Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih tertantang dibanding
ketika masih bayi. Anak-anak
diharapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa tanggung
jawab atas perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka.
Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan
bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat
mereka sangat cemas.
Tekun dan rendah diri (industry versus inferiority)
Berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar. Tidak ada masalah lain
yang lebih antusias dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang
penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka
mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak
kompeten dan tidak produktif.
Identitas dan kebingungan identitas (identity versus identity confusion)
Adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa remaja.
Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana
mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu
dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif
terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. Orangtua harus
mengijinkan anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika
anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan
mencapai identitas yang positif. Jika orangtua menolak identitas remaja
sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan
tentang jalan masa depan yang positif maka ia akan mengalami
kebingungan identitas.
Keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation)
Tahap keenam yang dialami pada masa-masa awal dewasa. Pada masa ini
individu dihadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan
orang lain. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi
akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak,
isolasi akan terjadi.
Bangkit dan berhenti (generality versus stagnation)
Tahap ketujuh perkembangan yang dialami pada masa pertengahan dewasa.
Persoalan utama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan
mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum
melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation
Integritas dan kekecewaan (integrity versus despair)
Tahap kedelapan yang dialami pada masa dewasa akhir. Pada tahun terakhir
kehidupan, kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah
kita lakukan selama hidup. Jika ia telah melakukan sesuatu yang baik
dalam kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia
menganggap selama kehidupan lalu dengan cara negatif maka akan cenderung
merasa bersalah dan kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar